Jakarta - Kecepatan dan dinamisnya kendaraan ternyata bisa menginspirasi para desainer untuk menciptakan busana. Tiga desainer yang bergabung dalam sesi "Mazda Young and Vibrant Designer" di Jakarta Fashion Week 2013 ini berhasil menciptakan busana yang diilhami dari desain terbaru Mazda, yaitu Kodo. Friederich Herman, Toton Januar, dan Cynthia Tanujaya dipilih karena dinilai memiliki banyak talenta dan memiliki masa depan cerah.
Sebagai pembuka, Freiderich Herman tampil dengan mengusung tema "Dynamic, Playful, Masculine, Modern". "Koleksi ini terinspirasi dari kecepatan. Setiap hari semua orang butuh kecepatan untuk melakukan banyak hal," ungkap Freiderich, dalam konferensi pers di Plaza Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk menampilkan imajinasi kecepatan dalam busananya, ia memberikan garis dan potongan busana yang dinamis dan tegas. Sentuhan playful berunsur maskulin dengan tambahan detail dan penggunaan digital print membuat gayanya lebih modern. Tujuh buah busananya banyak ditampilkan dalam warna gelap seperti hitam dan abu-abu.
Pandangan yang sedikit berbeda terhadap desain Kodo, membuat Toton Januar memilih tema "Modern, Contemporary, and Sophisticated". Toton lebih memandang Kodo dari sisi keindahan dan gerakan mahluk hidup. "Saya juga terinspirasi dari gerakan tanaman yang gesit dan lincah, ini mirip filosofi Mazda," ungkapnya.
Untuk menghasilkan busana yang indah, ia juga menggabungkan kreasinya dengan kerajinan Indonesia seperti bordir Tasik. Namun bordir Tasik ini diolah kembali sesuai dengan pola yang diinginkannya sehingga jadi lebih kasual. Warna-warna yang diusungnya sebagian besar bernuansa cerah seperti pink, putih, kuning, dan coklat.
Satu-satunya desainer perempuan yang terpilih sebagai "Young and Vibrant Designer", Cynthia Tanujaya, memilih untuk melihat Kodo dari karakter penggunanya, yaitu elegan, glamor, feminin, dan kuat. Penggambaran karakter perempuan ini diwujudkan melalui desain busana stylish dan berbau futuristik. Model busananya didominasi oleh kreasi mini dress, gaun backless, dengan tambahan detail draperi, potongan asimetris, dan fringe kain tumpuk.
"Untuk penggambaran sosok perempuan kuat, maka ada sentuhan bahan kulit di beberapa busananya," jelas Cynthia.
FOTO-FOTO : KOMPAS IMAGE/VITALIS YOGI TRISNA